Jakarta, Teknik Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau pernapasan
buatan yang paling dikenal orang adalah bantuan napas dari mulut ke
mulut. Kini dengan pedoman baru CPR, bantuan napas dari mulut ke mulut
tidak diperlukan lagi.
Pertolongan pertama dengan cara CPR telah ada sejak 50 tahun lalu. Tapi
kini dengan pedoman baru CPR, teknik yang diutamakan adalah yang
berhubungan dengan paru-paru (pulmonary) bukan napas dari mulut ke
mulut.
American Heart Association menuturkan memberikan pemompaan keras dan
cepat ke dada lebih efektif dan dapat menyelamatkan hidup ketimbang
napas buatan mulut ke mulut. Cara ini akan membuat darah yang kaya
oksigen mengalir ke otak sambil menunggu tenaga medis datang.
"Penekanan pada dada adalah bagian paling penting dari CPR. Perubahan
yang utama adalah beralih dari membuka saluran napas dan memberikan
bantuan pernapasan menjadi penekanan atau pemompaan pada dada," ujar Dr
Michael Sayre, juru bicara American Heart Association, seperti dikutip
dari Reuters, Selasa (19/10/2010).
Studi terbaru menunjukkan bahwa CPR tanpa bantuan pernapasan akan
bekerja lebih baik dibandingkan dengan versi CPR lengkap yang banyak
dilakukan pada orang yang menderita jantung.
Dengan penekanan pada pemompaan dada diklaim akan membuat lebih banyak
orang mau melakukan CPR dan memberikan pertolongan pada orang yang
terkena serangan jantung.
Rata-rata jumlah pompaan minimal adalah 100 kompresi per menit. Yang
kecepatnnya kebetulan sama dengan lagu disko Bee Gees 'Staying Alive'
yang populer tahun 1977.
Setiap kompresi (pemberian tekanan yg tinggi) memiliki kedalaman sekitar
5 cm pada orang dewasa dan anak-anak, serta 3 cm pada bayi. Hal yang
sangat penting lainnya adalah membiarkan dada kembali ke posisi semula
dan tidak menyandarkan tangan di dada.
"Jika melihat seseorang tiba-tiba terjatuh, misalnya satu menit mereka
berjalan dan berbicara lalu di menit berikutnya jatuh ke tanah maka
kemungkinan besar itu adalah serangan jantung. Jika korban tidak
bernapas atau napasnya tidak normal, maka tekan atau goyangkan bahunya
untuk membangunkan. Jika tidak juga bangun, kami sarankan memulai
penekanan dada dan menelepon 911," ujar Sayre.
Sayre menambahkan jika seseorang melakukan CPR pada korban yang
tiba-tiba jatuh tapi bukan karena serangan jantung maka biasanya korban
akan terbangun.
Lima tahun setelah para pejabat kesehatan mulai mempromosikan teknik
ini, kemungkinan penyelamatan terhadap serangan jantung akan naik dua
kali lipat dan mencapai 10 persen.
Bagi orang yang terlatih dengan CPR konvensional, dalam pedoman baru ini
merekomendasikan juga untuk memberikan dua napas buatan setelah 30
penekanan dan kemudian mengulangi siklus kembali.
Pertolongan seperti itu sangat berguna bagi sebagian besar anak-anak dan
orang-orang yang tenggelam, karena pemompaan yang dilakukan akan
membuat oksigen mengalir di dalam darah.
Tapi bagi orang yang mengalami serangan jantung akibat pembuluh darahnya
tersumbat, maka penting bagi orang tersebut untuk menjaga agar darah
tetap mengalir tanpa ada gangguan yang cukup dengan pemompaan di dada.
Sumber: DetikHealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar