1/07/2010

Tarian Tor Tor Sigale Gale


Tarian Tor-Tor  Sigale-Gale yang menampilkan atraksi seorang gadis membawa tujuh mangkuk melambangkan tempat air suci untuk membersihkan diri dari pengaruh roh jahat yang diletakkan di kepala dan tangan sambil menari mengelilingi penonton.
Tor-tor sigale-gale adalah kesenian yang menggunakan sebuah patung laki-laki setinggi manusia. Kesenian ini berasal dari masyarakat suku Batak Toba.  Unikny dari Tarian Tor Tor sigale gale anak-anak dari samosir yang memainkan musik pengiring dengan sangat indahnya.

Dalam masyarakat batak, peranan anak laki-laki sengat penting adanya. Dikarenakan untuk meneruskan keturunan dan marga dari pihak ayah, & juga untuk menghantarkan roh kedua orang tuanya nanti saat sudah meninggal ke dunia roh yang baik. Karena mereka percaya bila saat mereka meninggal tidak ada anak laki-laki yang mentor-torkan mereka, mereka akan sampai pada dunia roh yang tidak baik.
Oleh karena itu di ciptakanlah patung tor-tor sigale-gale oleh seorang raja pada jaman dahulu. Patung itu diciptakan untuk mereka yang meninggal & tidak memiliki anak laki-laki. Raja itu pun dulu meninggal dengan tidak memiliki anak laki-laki, anak laki-lakinya meninggal karena menderita sakit yang tidak dapat disembuhkan. Karena itu ia menyuruh rakyatnya untuk membuat patung serupa anaknya dan mentor-torkannya saat ia meninggal. Mereka percaya bahwa roh anak yang meninggal masuk ke dalam patung yang dibuat itu.

Namun setelah agama Kristen masuk ke dalam masyarakat suku Batak, tor-tor sigale-sale dan upacara-upacara adat lainnya tidak digunakan lagi sebagai upacara ritual, karena mereka yang tadinya menyembah roh-roh yang sudah meninggal (Dego) sudah percaya dengan adanya Tuhan. Akhirnya upacar-upacara itu hanya digunakan sebagai hiburan bagi para wisatawan-wisatawan yang datang.


Dari kesenian Tor-Tor Sigale-Gale dapat ditemukan beberapa nilai-nilai yaitu:
1.Keindahan: Suku Batak sangat menyukai keindahan & kesenian. Itu terlihat dari tempat yang dipilih untuk masyarakat suku Bata tinggal. Mereka juga dapat menciptakan selendang tenun Ulos yang indah & diminati banyak orang. Terutama para wisatawan.
2.Pandangan Hidup: Upacara-upacara adat, keharusan memiliki anak laki-laki, bertani, menangkap ikan, beternak, menyembah Dego sampai akhirnya mereka tidak menyembah Dego & menyembah Tuhan itu semua sudah menjadi pandanganh hidup mereka yang kuat mereka pegang.
3.Kegelisahan: Adanya kegelisahan yang besar saat sepasang suami istri tidak memiliki anak laki-laki, hingga akhirnya mereka menggunakan patung Tor-tor sigale-gale.


Read More..