10/23/2012

Definisi Etika Bisnis

Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli
·      Velasques (2002), etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis
·      Hill dan Jones (1998) menyatakan bahwa etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks. Lebih jauh ia mengatakan, “Most of us already have a good sense of what is right and what is wrong. We already know that is wrong to take action that put the lives other risk” ("Sebagian besar dari kita sudah memiliki rasa yang baik dari apa yang benar dan apa yang salah. Kita sudah tahu bahwa salah satu untuk mengambil tindakan yang menempatkan risiko kehidupan yang lain.")
·      Steade et al (1984: 701) dalam bukunya ”Business, Its Natura and Environment An Introduction” memberi batasan yakni, ”business ethics is ethical standards that concern both the ends and means of business decision making” (“Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.")
·      Definisi etika bisnis menurut Business & Society - Ethics and Stakeholder Management (Caroll & Buchholtz, ?: dalam Iman, 2006):
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. 

Pengertian etika sering kali disamakan dengan pengertian moral. Yang dimaksud ajaran moral adalah wejangan-wejangan, khotbah-khotbah, patokan-patokan, serta kumpulan peraturan dan ketetapan baik lisan maupun tertulis, tentang bagaimana manusia harus hidup dan ia bertindak agar menjadi manusia yang baik. Sedangkan etika adalah pemikiran yang kritis dan mendasar mengenai ajaran moral. Oleh karena itu harus dibedakan dengan ajaran moral.
Etika harus dibedakan dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa Prancis ‘etiquette’ yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Sementara itu, etika berasal dari bahasa Latin ‘ethos’ yang berarti falsafah moral dan dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama.
Kata “etika” dan “etis” tidak selalu dipakai pada arti yang sama. Karena itu pula “etika bisnis” bisa berbeda artinya. Etika sebagai praksis berarti nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak dipraktekan, walaupun seharusnya dipraktekkan. Sedangkan etis merupakan sifat dari tindakan yang sesuai dengan etika.
Definisi etika bisnis sendiri sangat beraneka ragam tetapi memiliki satu pengertian yang sama, yaitu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis (Muslich,1998:4). Ada juga yang mendefinisikan etika bisnis sebagai batasan-batasan sosial, ekonomi, dan hukum yang bersumber dari nilai-nilai moral masyarakat yang harus dipertanggungjawabkan oleh perusahaan dalam setiap aktivitasnya (Amirullah & Imam Hardjanto, 2005).
Pada kesempatan lain, ada juga yang mengemukakan pengertian etika bisnis secara sederhana adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan berbisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri, juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana menjalankan bisnis secara adil sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak bergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam bisinis seringkali ditemukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh hukum.
Dari berbagai pendapat diatas, ada banyak pengertian tentang etika bisnis. Yang terpenting bagi pelaku bisnis adalah bagaimana menempatkan etika pada kedudukan yang pantas di dunia bisnis. Tugas pelaku bisnis adalah berorientasi pada norma-norma moral. Dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari dia selalu berusaha dalam kerangka ‘etis’, yaitu tidak merugikan siapapun secara moral.

Prinsip - Prinsip Etika Bisnis
 Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Prinsip-prinsip Etika Bisnis

Terdapat lima prinsip dalam etika bisnis yang terdiri dari sebagai berikut:
1. Prinsip Otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan serta bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya tersebut.
2. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran meliputi kejujuran dalam memenuhi syarat-syarat perjanjian, adanya kesesuaian antara harga barang dengan mutu dan kualitas barang atau jasa yang ditawarkan, selain itu dalam menjalin hubungan kerja dengan pihak intern maupun ekstern perusahaan prinsip kejujuran juga diperlukan.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menginginkan agar bisnis yang dijalankan dapat menguntungkan semua pihak.
5. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini adalah prinsip yang terapkan oleh pelaku bisnis terhadap dirinya sendiri atau perusahaannya agar ia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaannya.
 
Etika Bisnis dalam Pandangan Islam 

Landasan paradigma Islam tentang etika bisnis filosofis yang harus dibangun dalam pribadi setiap Muslim adalah adanya konsepsi hubungan antar manusia dengan manusia dan lingkungannya, serta hubungan antar manusia dengan Tuhannya, yang dalam bahasa agama dikenal dengan istilah (hablum minallah wa hablumminannas). Dengan berpegang pada landasan ini maka setiap muslim yang berbisnis atau beraktifitas apapun akan merasa ada kehadiran "pihak ketiga"  (Tuhan) di setiap aspek hidupnya. Keyakinan ini harus menjadi bagian integral dari setiap muslim dalam berbisnis. Hal ini karena Bisnis dalam Islam tisak semata mata orientasi dunia tetapi harus punya visi akhirat yang jelas. Dengan kerangka pemikiran seperti itulah maka persoalan etika dalam bisnis menjadi sorotan penting dalam ekonomi Islam.
Etika berbeda dari akhlaq, Untuk etika, standar bai-buruk, utama-sia-sia, boleh-dilarang berdasar pada falsafah dan ilmu, Untuk akhlaq, standar baik-buruk, utama-sia-sia, boleh- dilarang berdasar pada syariat (aturan Tuhan – wahyu suci). Maka, menyebut istilah ”Etika Bisnis Menurut Islam” itu sudah salah, meskipun dalam istilah ”Akhlaq Menurut Islam” terkandung di dalamnya ada unsur filosofis-ilmiah. Tetapi jika menggunkan istilah ”Akhlaq Bisnis Menurut Islam” tidak lazim karena pngaruh peradaban sekuler, sehingga di sini tetap menggunakan istilah ”Etika Bisnis Menurut Islam”.
Islam ditujukan sebagai rahmatan lil’alamiin. Allah berfirman: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi     semesta alam (QS. Al-Anbiya’/21:07)
Motifasi Rasulullah untuk  berbisnis,
Islam melarang pemeluknya menganggur, dan supaya senantiasa dalam kesibukan, kecuali istirahat. Allah berfirman: Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (QS.98 : 7).
  • Ibadah itu ada 10 bagian. 9 bagian adalah mencari rezeki halal. (konon) Rasul bersabda; ”al-’ibaadatu ’asyaratu ajzaa’. Tis’atun minha fi thalabil halaal (al-Hadis).
  • Mencari rezeki halal wajib bagi setiap Muslim. Rasul bersabda: ”Thalabul Halaali faridlatun ’alaa kulli muslimin. Rawaahu  Abu Daawuda dari Abi Hurairah dari).
  • Mencari rezeki halal direken seperti Syahid-syuhadaa’. Rasul bersabda: Man sa’a ’ala ’aalihi min halaalinfahuwa kalmujaahid fi sabiilillaahi. Waman thalaba ad-dunya halaalan fi ’afaafin kaan fidarajatis-Syuhadaa’ (Barang siapa yag keluar rumah mencari rezeki halal untuk keluarga, ia seperti pejuang di jalan Allah. Dan barang siapa mencari rezeki halal dalam penjagaan, ia berada pada status syuhadaa’).
Larangan-larangan dalam berbisnis
Berbisnis haram, umpama MMOK (makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika) haram atau mengandung sesuatu yang haram, night club discotic, bordilan, dan yang sebangsanya). Allah berfirman: Artinya: Katakanlah: “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan (QS. al-Maidah/5 : 100).
  • Memperoleh harta secara tidak halal.
  • Monopoli atau persaingan tidak fair. Rasul bersabda: Man ihtakara hakratan yuriidu an-yaghla biha ’alal-muslimiina fahiwakhaathiun (Barang siapa menumpuk-numpuk, dagangan, sedang ia bermaksud menjualnya dengan harga mahal terhadap kaum muslimin, dia itu salah besar.HR. Muslim).
  • Memalsu dan menipu mitra bisnis.
Bentuk-bentuk penipuan antara lain:
  1. Penawaran dan pengakuan (testimony) fiktif, umpama belum ditawar orang sudah mengaku ditawar orang banyak dan persediaan amat terbatas, system entul yaitu teman-teman oenjual sendiri berpura-pura berebut untuk membeli supaya orang lain segera membeli karena khawatir tidak kebagian membeli.
  2. Iklan yang tidak sesuai dengan kenyataan seperti ikhlan tentang MMOK, baik melalui TV, media cetak, maupun media in door, dan out door.
  3. Eksplorasi erotisme dan seksualisme wanita dalam berbisnis, baik dalam level individual, organisasi, maupun system; Sejak dari promosi, kegiatan bisnis, maupun pasca bisnis (bonus-bonus, bina lingkungan).

9 komentar: